10 Kesalahan Pola Asuh Anak Yang Sering Dilakukan Orang Tua

10 Kesalahan Pola Asuh Anak yang Sering Di lakukan Orang Tua

10 Kesalahan Pola Asuh Anak Yang Sering Dilakukan Orang Tua – Tentunya ayah dan bunda sebagai orang tua menginginkan yang terbaik untuk sang anak, tetapi justru kadang apa yang dilakukan orang tua ternyata caranya salah atau kurang tepat untuk anak. Berikut beberapa kesalahan pola asuh anak yang sering dilakukan orang tua.

 

Baca Juga : Cara Mengatasi Anak Malas Belajar, 5 Cara Ini Dijamin Manjur!

 

Terlalu Banyak Aturan

Orangtua seringkali memberikan aturan dengan tujuan baik. Agar anaknya tahu apa yang harus dilakukan, disiplin atau untuk kebaikan dia juga. Jangan menutup kesempatan anak untuk bereksplorasi dan berpendapat tentang aturan itu. Jangan sampai anak merasakan bahwa aturan yang orang tua buat untuk menyengsarakan hidup si anak. Dampaknya ke anak itu hanya mengikuti aturan saja atau dalam kata lain bahwa anak tidak punya kesempatan untuk mengatur hidupnya sendiri.

Terlalu Sedikit Aturan

Contoh kasusnya di sekolah-sekolah karena selalu tidur. Datang ke sekolah pagi setelah itu tidur dan bangun jam istirahat. Orang tuanya di panggilkan oleh pihak yang bertanggung jawab dan cerita bahwa di rumah hidup bebas aja. Jadi sedikit aturan ini harus dipahami oleh orang tua bahwa anak itu tidak hanya akan tinggal bersama kita tapi akan ada lingkungan-lingkungan lain.

Memanjakan

Memanjakan dalam arti mengerjakan untuk anak. Contohnya terbiasa memberikan anak segala sesuatu tanpa effort. Di bawah lima tahun ketika mainin itu berguna untuk tumbuh kembang anak itu tidak perlu. Begitu SD ke atas mulai ada effort. Contohnya beli mainan mobil sport dengan hasil tabung . apakah setiap kali anak meminta sesuatu harus ada effort? Iya harus ada. Entah dia menabung, melakukan sesuatu, atau lainnya. Tidak harus berkaitan dengan pelajaran misalnya kamu bisa bangun sendiri selama seminggu.

Artikel Terkait :  Teks Eksplanasi: Pengertian, Ciri-Ciri, Strukturnya, dan Contohnya

Meremehkan Pikiran Anak Atau Meremehkan Kemampuan Anak Dalam Berpikir

Ketika anak mengemukakan pendapat sesuatu dan langsung di patahkan pemikirannya. Itu salah satu bentuk kesalahan. Jadi ada satu kasus anak remaja datang dengan merasa bahwa pemikirannya tidak di dengerin sama orang tuanya. Kondisinya dia adalah anak bungsu. Begitu usianya beranjak remaja tentu sudah punya pemikiran sendiri dan sebagainya. Nah orang-orang sikapnya masih belum berubah misalnya anak tersebut paling kecil belum tahu apa-apa dan sebagainya. Padahal sudah ada kebutuhan untuk punya pemikiran sendiri dan anak butuh orang tua menghargainya.

 

Baca Juga : Ciri-Ciri Anak yang Cerdas. Jangan Marahi Ya Bund!

 

Membandingkan

Membandingkan anak dengan siapapun diluar dirinya itu salah. Jadi hindari membandingkan anak dengan siapapun diluar dirinya karena dampaknya negatif ke anak. Anak merasa tidak akan pernah cukup. Tidak boleh membandingkan kecil apapun. Jika ingin membandingkan, jangan lakukan di depannya. Orang tua punya anak favorit dan itu memang wajar tapi kita butuh challenge diri kita sendiri. Challenge kita sendiri untuk setiap anak itu ada area favorit masing-masing. Kita harus temukan area-area nya ketika setiap anak bisa jadi favorit.

Menyerahkan Pengasuhan Ke Orang Lain

Kendali pengasuhan pengasuhan ke orang lain. Beberapa kasus pada saat ketika mereka menyerahkan kendali kepengurusan orang lain. Ada kesulitan yang sebenarnya harusnya orangtua masuk tapi karena kendali anak ada di tempat lain jadi orangnya udah di bawa duluan. Di satu sisi, orang tua harusnya tahu apa yang bagus buat anaknya jadi dia tidak bisa melakukan sesuatu. Di sisi lain juga melihat bahwa berperan sebagai orangtua bukan ayah ibunya tapi siapapun itu yang diserahkan. Baik pihak orangtua maupun yang dititipkan tetap menyadari posisi masing-masing.

Artikel Terkait :  Discovery Learning, Metode Belajar Yang Mengasah Kreativitas Siswa

Mematikan Emosi

Misalnya anak nangis kita tenangin dengan cara matikan emosinya. Kadang orang melihat bahwa ekspresi emosi itu adalah tanda kelemahan padahal anak butuh untuk mengekspresikan emosi dan itu bukan tanda dia lemah. Emosi perlu di keluarkan, dipahami, dan diterima sama orang disekitarnya. Jadi yang perlu anak lakukan adalah keluarkan emosi dengan cara yang tepat. Itu yang anak perlukan.

 

Baca Juga : Kecerdasan Majemuk Pada Buah Hati, Orang Tua Wajib Tahu!

 

Terlalu Banyak Motivasi Eksternal

Motivasi itu ada dua yaitu motivasi internal dan eksternal. Ketika kita udah berusia dewasa, dua motivasi tersebut itu kita sudah punya. Jadi, saat kita melakukan sesuatu misalnya kerja dengan motivasi eksternalnya adalah dapat penghasilan dan motivasi internalnya adalah aktualisasi diri. Pada anak-anak motivasi internal ini masih berkembang. Kesalahannya orangtua adalah terlalu asyik dengan motivasi eksternal sehingga anak terus mementingkan veluenya lebih tinggi daripada apa yang di rasakan. Ketika kita memberikan kepada anak jangan lupa motivasi internal juga perlu kita kembangkan. Saat dia berhasil melakukan sesuatu, kita bisa bilang kamu pasti bangga sama diri kamu sendiri. Jangan terlalu banyak menekankan pada motivasi eksternal.

Memberikan Contoh Buruk Tanpa Orang Tua Sadari

Seringkali muncul pertanyaan bagaimana ngajarin anak untuk berempati dan menghargai. Dengan cara dia harus diperlakukan secara empatik dahulu setelah itu baru mengerti. Kadang kita tidak sadar bahwa dalam perlakuan kita ke anak juga adalah contoh buruk. Contohnya simple seperti bangun pagi tetapi orangtua bangun siang. Contoh lainnya anaknya tidak boleh main game tapi bapaknya main game.

Menegur Anak Di Depan Orang Lain Atau Di Sosial Media

Ketika anak melakukan kesalahan atau apa saja yang kurang tepat kita bisa nasehati ke anak supaya tidak begitu terus dan selesaikan masalahnya one-to-one aja tidak perlu orang lain tahu akan kekalahannya. Jika di depan umum kita bisa menggunakan isyarat-isyarat tertentu. Contohnya telepon atau chat sebentar dengan mengucapkan ayo ke belakang sebentar, aku mau berbicara. Itu adalah cara ajakan menepi dulu untuk berbicara.

Artikel Terkait :  Apakah Anak Usia Dini Boleh Belajar Calistung? Yuk Ketahui Dulu Konsepnya

 

Baca Juga : 10 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak Yang Wajib Diketahui

 

Jika ayah dan bunda sedang mencari jasa les privat untuk perkembangan anak dalam membaca, menulis dan berhitung. Creya Edu menyediakan jasa layanan les privat calistung untuk buah hati anda. Dengan tutor atau guru pengajar yang professional. Tersedia bonus free starter kit dan juga promo diskon 10% untuk kelas online, berlaku untuk semua program!

Ayah dan bunda bisa mengunjungi website >> Creya Edu Les Privat Calistung

Atau hubungi admin via Whatsapp disini >> 0878-8216-4762

Daftar Isi

Beri Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Sekarang!
1
Scan the code
Halo, terima kasih telah mengunjungi website Creya Coworking spaces. Ada yang bisa kami bantu?