3 Cara Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis Anak – Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu skill yang dibutuhkan oleh anak-anak. Terutama dalam masa perkembangannya dan makin dibutuhkan di zaman yang penuh dengan informasi ini. Kita mau anak-anak memiliki kemampuan untuk mempertanyakan, merefleksikan, mengevaluasi setiap informasi yang mereka dapatkan, sehingga mereka bisa memberikan penilaian dan tindakan yang tepat sesuai dengan informasi yang juga tepat.
Nah kebayang kan orang tua dan pendidik sekalian apabila kita tidak segera mengganti cara mendidik kita yang hanya mencekoki anak-anak dengan informasi. Bagaimana caranya kita bisa melatih kemampuan berpikir kritis kepada anak-anak. Pada artikel kali ini kita akan membahas tiga cara sederhana yang dapat orang tua lakukan untuk mengasah kemampuan berpikir anak.
Kemampuan berpikir kritis tentu saja bukan merupakan istilah yang baru di telinga para orang tua sekalian. Namun sebenarnya apa sih artinya kemampuan berpikir kritis?.
Cara Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis Anak Sejak Dini
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk anak-anak bisa mengidentifikasi informasi mempertanyakannya, merefleksikannya, mengevaluasinya sehingga mereka bisa memberikan penilaian yang tepat serta mengambil keputusan yang tepat. Harapannya dengan kesimpulan yang tepat anak-anak juga bisa memecahkan masalah dengan cara yang tepat dan bicara soal pemikir kritis bukan hanya soal skill atau keterampilan saja, tetapi berpikir kritis juga sebenarnya adalah pola pikir ataupun mindset.
Jadi intinya sebagai orang tua mau anak-anak memiliki pola pikir yang tidak sembarangan dalam menerima informasi. Melainkan mereka menjadi pribadi-pribadi yang kritis dan analitis dalam menerima informasi kemudian bisa mengeluarkan sebuah kesimpulan pendapat ataupun tindakan yang juga valid dan benar.
Lalu bagaimana si cara terbaik mengembangkannya?
Sebelum masuk ke langkah-langkah pengembangan, kami juga mengingatkan nih para orang tua sekalian bahwa untuk mengajarkan anak-anak mampu berpikir kritis itu dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu sebagai seorang pendidik. Pastikan kita juga selalu melatih dan mengasah kemampuan berpikir kritis kita. Jangan sampai sebagai seorang pendidik ataupun orang tua kita sembarangan saja dalam menerima informasi dan sembarangan saja dalam memberikan argumentasi yang bisa saja hal tersebut di contoh oleh anak.
Jadi bagaimana cara mengasah kemampuan berpikir anak?
1. Lemparkan pertanyaan dan bukan pernyataan
Cara yang pertama biasakan untuk melempar pertanyaan dan bukan pernyataan.
Menurut para orang tua mana nih yang lebih penting pertanyaan atau jawaban?
Misalnya di dalam kelas kita seringkali berfokus pada jawaban ataupun pada informasi, sebenarnya pertanyaan lah yang membuat anak-anak untuk berpikir. Oleh karena itu sebagai guru atau orang tua harus mulai mengganti cara mengajar ke anak. Jangan hanya memberikan jawaban ataupun informasi kepada anak-anak, tetapi biasakan melempar pertanyaan-pertanyaan terbuka yang bisa memicu mereka untuk berpikir dan mengasah logika berpikir mereka. Lemparkan pertanyaan-pertanyaan seperti :
Mengapa kamu berpendapat seperti itu?
Apa yang menjadi dasar pendapatmu?
Menurut kamu apa yang akan terjadi?
Biasakan anak-anak untuk melatih logika berpikir mereka, menganalisa informasi, mengevaluasi, dan kemudian mengambil kesimpulan yang tepat.
Baca Juga : 8 Cara Mudah Memahami Pelajaran Dengan Lebih Cepat
2. Ajarkan anak untuk melihat satu hal dari berbagai perspektif
Cara yang kedua adalah dorong anak-anak untuk melihat satu situasi atau kondisi dari sisi atau perspektif yang lain.
Orang tua wajib mengajarkan anak sejak dini untuk tidak mudah menyimpulkan sesuatu hal hanya karna melihat dari 1 sisi perspektif saja. Mungkin sebagai orang tua punya opininya masing-masing tentang ini. Namun lebih baik jika orang tua dapat mengajarkan anak untuk mengontrol dirinya saat ingin menilai suatu hal.
Oleh karena itu ajarkanlah anak-anak dan dorong mereka untuk mengumpulkan informasi, mengumpulkan data, dan belajar untuk melihat sesuatu hal dari perspektif atau cara pandang yang berbeda. Dengan mengasah anak-anak untuk melihat satu situasi dari berbagai perspektif, maka kita sedang melatih kemampuan berpikir kritis mereka. Tidak melatih anak-anak untuk melihat satu situasi dari berbagai perspektif. Membuat mereka menjadi hidup dalam asumsi, opini, dan pemikiran mereka sendiri.
Baca Juga : Cara Menghafal Lebih Cepat Dan Efektif
3. Biasakan anak gunakan data/bukti sebelum ber-argumentasi
Cara ketiga atau cara terakhir dalam daftar kali ini yaitu biasakan untuk menyertakan bukti ataupun data sebelum memberikan argumentasi.
Di zaman sosial media seperti sekarang ini sangat mudah untuk para orang tua ataupun anak-anak untuk memberikan pendapat opini ataupun argumentasi. Seringkali pendapat atau argumentasi tersebut sifatnya personal dan tidak didasari oleh data ataupun bukti yang relevan.
Mengajarkan anak-anak berpikir kritis artinya sebelum mereka berpendapat ataupun berargumentasi kita arahkan mereka untuk mencari informasi-informasi yang relevan, mengkritisi informasi tersebut, mengevaluasinya. Kemudian mengevaluasi argumentasi atau opini pribadi kita sendiri sebelum kita mempublikasikannya baik melalui sosial media ataupun media-media formal lainnya.
Tentunya kita tidak mau kan sosial media dipenuhi oleh pendapat-pendapat pribadi yang penuh dengan asumsi dan bias?
Tentu kita mau pada saat anak-anak kita beragumentasi itu adalah argumentasi yang baik, yang relevan, dan argumentasi yang valid. Oleh karena itu para orang tua coba dorong anak-anak nya untuk melakukan riset ataupun melakukan penelitian sebelum mereka menarik kesimpulan. Dorong mereka juga untuk mampu menerima, mengevaluasi, dan mengkritisi informasi walaupun itu beda dengan opini ataupun asumsi pertama si anak. Dengan begitu anak-anak akan belajar untuk memberikan opini ataupun argumentasi yang kuat, relevan, dan valid.
Baca Juga : Makanan Yang Bisa Merusak Otak Juga Menurunkan Daya Ingat dan Kecerdasan Si Anak
Kesimpulan
Nahh itulah tiga cara sederhananya, kelihatannya sederhana, kelihatannya gampang. Tetapi semua tergantung kemampuan si anak dan kemampuan orang tua dalam mendidik anak. Apalagi jika orang tua tidak terbiasa untuk berpikir kritis terlebih dahulu. Oleh karena itu para guru dan orang tua yuk sama-sama kita belajar dan berlatih, gak ada hal yang susah pada saat kita mau untuk berusaha dan mau terus melatihnya. Creya Edu berharap semoga anak-anak Indonesia dapat menjadi anak-anak yang memiliki critical thinking yang baik, mampu mengevaluasi informasi dengan baik, dan juga mampu berargumentasi dengan baik. Semoga bermanfaat ya para guru dan orang tua.
Oh ya, ada tambahan lagi nih. Untuk para orang tua yang tidak memiliki waktu untuk mengajarkan anak dirumah karena kesibukannya. Les Privat Calistung bisa jadi solusi untuk mengajarkan anak terutama yang sedang dalam masa golden age atau tahap perkembangan anak terutama belajar membaca, menulis dan berhitung. Yuk coba sekarang Les Privat Creya Edu hubungi no whatsapp admin 0878-8216-4762