7 Pertanda Anak Jadi Korban Bullying dan Solusi Untuk Mengatasinya – Bullying masih marak terjadi saat kini. Bullying jelas sekali membuat korban menjadi trauma akibat perbuatan kurang mengenakan yang ia terima. Lalu bagaimana cara orang tua menyiasati bullying yang terjadi pada anak?Sebelum ke inti pembahasannya, kita perlu memahami dahulu apa itu bullying.
Apa itu Bullying?
Bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan secara terus-menerus oleh seseorang atau kelompok orang terhadap individu lain dengan maksud untuk menyakiti, menakuti, atau mengeksploitasi individu tersebut. Tindakan bullying bisa terjadi di berbagai tempat, termasuk di sekolah, di tempat kerja, atau di lingkungan masyarakat lainnya.
Biasanya, tindakan bullying terdiri dari aksi fisik, seperti pukulan atau penyiksaan, atau aksi verbal, seperti penghinaan atau intimidasi. Namun, tindakan bullying juga bisa terjadi secara online, misalnya melalui pesan teks, media sosial, atau surel yang mengancam, menghina, atau menyebarkan fitnah.
Bullying seringkali menimbulkan dampak yang buruk bagi individu yang menjadi korban, seperti rasa tidak aman, takut, atau tertekan. Tindakan bullying juga bisa menimbulkan masalah emosional dan fisik yang serius, seperti depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, bullying merupakan masalah yang harus dianggap serius dan perlu ditangani dengan cara yang tepat.
Beberapa anak korban bullying tidak berani bercerita atau terbuka terhadap orang tuanya, karena trauma dan rasa takut yang anak terima. Beberapa lainnya mungkin akan bercerita kepada orang tuanya mengenai perundungan yang ia dapatkan. Orang tua seringkali mengalami kesulitan mendeteksi bahwa anaknya mengalami perundungan pada saat di sekolah atau lingkungan pertemanan-nya.
Baca Juga : Apa Itu Bullying, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa Alasan Korban Bullying Enggan Bercerita?
Berikut ini merupakan alasan anak yang mengalami perundungan enggan untuk bercerita.
1. Takut Jika Orang Tua Justru Membuat Segalanya Menjadi Lebih Buruk
Ketika orang tua secara langsung turun tangan menghadapi pelaku bullying atau keluarga dari si pembully, hal tersebut justru akan menegaskan bahwa anak merasa takut dan si pembully justru biasanya semakin senang karena berfikir bahwa anak yang di bullynya itu lemah dan ketakutan.
2. Tidak Ingin Dikatakan Sebagai Pengadu atau ‘Anak Mama’
Tentunya anak korban bullying ingin apa yang ia alami segera berakhir, segala macam perlakuan tidak meng-enakan yang ia rasakan. Tetapi, anak juga biasanya takut untuk bercerita kepada orang tuanya karena takut di cap sebagai pengadu, cemen atau ‘anak mama’. Bagi mereka, jika bercerita justru akan menambah alasan lain untuk semakin mengalami pembullyan.
Sebagai orang tua atau orang yang lebih dewasa dapat membantu mereka korban bullying untuk memahami perbedaan antara mengadu dan bercerita terlebih dahulu, setelah itu meyakinkan mereka bahwa dengan bercerita adalah langkah pertama untuk merasa lebih baik sekaligus dapat menghentikan bullying.
3. Takut akan merasa lebih malu saat bercerita
Perundungan mampu membuat seseorang merasa tidak berdaya dan hina. Bercerita kepada orang tua bisa memunculkan rasa malu itu kembali. Selain itu, anak-anak juga cemas seandainya orang tua mereka justru malah meremehkan mereka.
Anak remaja juga khususnya seringkali ingin menetapkan batasan antara pergaulan dan lingkungan rumah. Mereka bisa saja ingin mengatasinya sendirian agar kembali merasa memiliki kendali.
Tanda Anak Yang Mengalami Perundungan atau Bullying
Anak-anak korban bullying cenderung menyimpan emosi, maka dari itu jadi sulit untuk ditebak. Orang tua wajib peka terhadap perubahan perilaku anak-anak saat dirumah.
Dikutip dari Verry Well Family, para orang tua bisa memperhatikan ciri-ciri anak korban bullying di antaranya:.
1. Tidak Mau Sekolah
Kebanyakan orang tua menganggap anaknya enggan pergi ke sekolah dikarenakan si anak malas atau mungkin sedang merasa lelah. Namun, hal ini bisa saja menjadi pertanda anak mengalami perundungan di sekolah.
Pakar Intimidasi Sekolah Dan Penasihat Pencegah Bullying dari Houston, Texas yaitu Donna Clark-Love, menyarankan orang tua agar rutin memperhatikan perilaku anak di setiap awal minggu.
Seperti yang dikutip dari Reader’s Digest, Donna Clark-Love mengatakan “Senin adalah hari yang paling umum untuk menghindari sekolah. Anak-anak cenderung merasa lebih aman di rumah pada akhir pekan, dan gagasan untuk kembali pada Senin sulit bagi mereka”.
2. Perubahan Pada Perilaku Dan Kepribadian Anak
Orang tua juga dapat mengenali ciri-ciri anak mengalami perundungan adalah dengan memperhatikan perubah perilaku atau kebiasaan yang anak lakukan.
Anak yang mengalami perundungan biasanya terlihat sering merasa cemas, sering cemberut, sering menempel dengan orang tuanya, atau bahkan menarik diri dari kehidupan sosial seperti di sekolah atau teman rumahnya. Bahkan anak yang mungkin sebelumnya periang bisa jadi anak yang pendiam dan sering murung. Anak bisa saja mudah sedih, marah dan menangis terutama saat pulang sekolah atau saat di sekolah.
3. Mengalami Kesulitan Tidur
Anak yang merasa cemas dan gugup akan membuatnya kesulitan untuk tertidur. Anak akan mengalami gangguan tidur seperti tidur larut malam atau mungkin tidak tidur sama sekali.
Gejala anak yang mengalami masalah tidur seperti ini adalah anak terlihat mudah lelah dan lesu pada pagi hari. Selain membuatnya mudah lelah, kekurangan tidur juga dapat membuat anak kesulitan ketika harus fokus dan tidak menjaga kebersihannya.
4. Barang Hilang Atau Rusak
Jika orang tua kerap mendapati barang anak seperti mainan, sepatu, baju, buku atau barang lainnya sering rusak atau bahkan menghilang.
Orang tua patut mencurigai bahwa anak menjadi korban bullying di sekolah. Pasalnya terdapat survei yang menunjukan bahwa sekitar 29% mereka yang menjadi korban bullying terluka secara fisik. Para pembully mungkin saja mengambil atau merusak barang yang dimiliki oleh anak.
5. Menghindari Teman dan Lingkaran Sosial
Sering menolak ketika temannya mengajak bermain, atau berusaha menghindari lingkungan sosial di rumah, di sekolah dan di tempat lainnya. Itu bisa jadi pertanda jika anak menjadi korban bullying.
Orang tua bisa mulai curiga jika anak lebih memilih didalam rumah atau menemui teman-temannya. Terlebih lagi jika saat anak di rumah tidak ada kegiatan yang ia lakukan dan anak terlihat murung atau bahkan hingga mengurung diri. Hal tersebut bisa saja merupakan tanda-tanda anak ketakutan. Anak mungkin saja berlaku seperti itu karena ingin menghindari kemungkinan bertemu pengganggu dengan cara apapun yang ia bisa.
6. Penurunan Self-Esteem Secara Tiba-tiba
Bullying menyebabkan anak-anak mulai mempertanyakan harga diri mereka. Anak merasa menjadi pihak yang menerima tindakan ini hamper tanpa alasan sama sekali, akibatnya harga diri anak pun mulai menurun.
Sikap yang terlihat dari menurunnya harga diri anak contohnya adalah anak menundukan pandangan ketika berjalan, berbicara dengan suara yang kecil dan juga anak enggan berbicara ketika tidak disapa secara langsung atau mungkin benar-benar menghindari situasi seperti itu.
7. Kehilangan Selera Makan
Perundungan atau bullying menimbulkan rasa takut dan cemas pada anak. Rasa takut dan cemas membuat nafsu makan anak berkurang.
Solusi Untuk Mengatasi Anak Korban Bullying
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak yang menjadi korban bullying, di antaranya:
1. Berikan Dukungan Emosional
Anak yang menjadi korban bullying mungkin merasa tertekan, tidak percaya diri, atau tidak aman. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan emosional kepada anak tersebut, misalnya dengan mendengarkan keluhan atau kekhawatirannya dengan seksama, memberikan rasa aman, dan memberikan kata-kata semangat.
2. Bicarakan Masalah Ini Dengan Anak
Bicarakan masalah bullying dengan anak tersebut secara terbuka dan jujur. Jelaskan bahwa tindakan bullying merupakan tindakan yang tidak benar dan tidak boleh dilakukan. Anjurkan anak untuk menceritakan kejadian bullying yang dialaminya kepada orang yang dapat dipercayai, seperti orang tua, guru, atau konselor.
3. Cari Bantuan Professional
Jika masalah bullying yang dialami anak terus berlanjut atau menimbulkan masalah emosional yang serius, sebaiknya carilah bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor. Bantuan ini dapat membantu anak untuk mengatasi masalah emosional yang diakibatkan oleh bullying dan memberikan solusi untuk menangani masalah tersebut.
4. Latihan Teknik-Teknik Untuk Mengatasi Stress
Latihan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dapat membantu anak untuk mengatasi stres yang diakibatkan oleh bullying. Anda juga dapat mengajarkan kepada anak cara-cara lain untuk mengelola stres, seperti dengan melakukan olahraga atau menulis di jurnal.
5. Minta Bantuan Kepada Sekolah Atau Lembaga Lain
Jika bullying terjadi di sekolah atau di lingkungan lain, sebaiknya mintalah bantuan kepada sekolah atau lembaga terkait untuk menangani masalah tersebut. Sekolah atau lembaga tersebut biasanya memiliki prosedur yang sudah ditetapkan untuk menangani masalah bullying, sehingga dapat membantu mengurangi tingkat kekerasan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak.
Bagi orang tua yang tidak memiliki waktu banyak untuk mengajarkan anaknya dirumah, Creya Edu punya kelas asik nih untuk anak yang sedang dalam tahap belajar membaca, menulis hingga berhitung.
Daftar sekarang Les Privat Calistung dan dapatkan promo menarik. Gratis Starter Kit dan diskon 10% untuk seluruh program online. Hubungi admin by Whatsapp 0878-8216-4762