Les Privat Creya Edu

Dampak Gadget Pada Anak : Efek Negatif, Durasi Ideal Hingga Solusi Terbaik

Dampak Gadget Pada Anak
Dampak Gadget Pada Anak : Efek Negatif, Durasi Ideal hingga Solusi Terbaik – Seberapa bahaya kah efek gadget berlebihan terutama pada anak dibawah umur? Di zaman digital seperti ini siapa sih yang tidak bisa lepas dari gadget atau smartphone. Ketika bekerja atau saat mengisi waktu senggang kita seringkali sulit untuk lepas dari gadget, baik itu TV, Smarthphone, Tab, ataupun gadget yang lain.
Zaman sekarang, kalau anak nggak dikasih gawai atau gadget, kok rasanya kayak ketinggalan zaman ya? Padahal, ada lho aturan khusus kapan anak boleh terpapar gawai. Aturan itu tentu dibuat berdasarkan penelitian panjang dan bukti nyata bahwa anak-anak balita yang kebanyakan main gadget, bisa terganggu tumbuh kembangnya.

Lalu, apa saja dampak negatif sebuah gadget bagi anak, terutama anak dibawah umur? Apa yang dipengaruhi dengan membiasakan pemakaian gadget pada anak? Bagaimana cara orang tua menyiasatinya?.

Seperti yang kita ketahui, kita tidak bisa lepas dari gadget karena sekarang merupakan era digital. Pada zaman yang serba digital ini seringkali menuntut kita untuk selalu memegang ponsel. Saat ini kita sebagai generasi milenial usia 23 hingga 37 tahun mempunyai anak-anak baik Generasi Z ataupun Generasi Alpha. Generasi Alpha yaitu usia balita saat ini merupakan masa depan bangsa kelak.

Dampak Gadget Pada Anak

Bahaya Gadget Untuk Anak Usia Dini

Sayangnya di era digital ini kita tidak bisa lepas dari gadget, inilah bahaya gadget untuk anak usia dini, bahkan kita secara instan melakukan Electronic Parenting & Electronic Babysitting. Saat anak menangis, orang tua hanya tinggal memberikan HP atau memberikan anak video youtube agar anak diam, atau saat di tempat umum seperti restoran anak tidak mau makan, orang tua seringkali memberikan HP agar anak mau makan. Sebetulnya itu merupakan cara yang instan, namun kedepannya akan banyak pengaruh yang negatif untuk perkembangan anak. Salah satu dampak gadget yang negatif adalah dapat memperburuk perkembangan kecerdasan dan otak anak.

Peneliti dari Neuroscience di Jepang yang meneliti sebanyak 290 otak pada anak usia 5 hingga 18 tahun yang biasa menonton TV ataupun memakai gadget dengan waktu rata-rata 2 jam sehari dari 0-4 jam. Penelitian menyimpulkan bahwa semakin lama anak memakai gadget atau menonton televisi, bagian kelabu pada otak bagian depan terus bertambah. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi IQ anak, justru IQ akan menjadi lebih rendah.

Ternyata smartphone atau gadget mengeluarkan Blue Light atau ‘sinar biru’ radiasi, apa bahayanya bagi anak?
1. Menghambat Perkembangan
2. Merusak Mata
3. Terganggunya Fungsi Otak

Pernahkan kalian melihat anak yang matanya juling, tidak bisa lepas dari gadget, bahkan seringkali menatap layar ponsel dengan jarak yang terlalu dekat kurang dari 30cm.

Bahaya Gadget Bagi Kesehatan Mata Anak

Apa dampak negatif gadget bagi anak anak, terutama pada kesehatannya? Membuat mata anak menjadi mudah lelah, ini merupakan bahaya gadget untuk anak yang selanjutnya. Mungkin sebagai orang dewasa ketika merasakan mata lelah mungkin masih bisa mengungkapkannya. Kalau anak kecil ketika matanya Lelah ia tidak akan bilang, tiba-tiba saja matanya memerah atau berair. Banyak sekali anak kecil yang sudah memakai kacamata, jadi terdapat kelainan refraksi pada anak, baik itu miopia atau mata minus dan mata silinder karena seringnya terpapar radiasi HP.

Artikel Terkait :  Kecerdasan Majemuk Pada Buah Hati, Orang Tua Wajib Tahu!

Kegiatan menatap gadget menimbulkan beberapa efek samping ke mata dikarenakan kurangnya frekuensi berkedip, keadaan seperti ini yang menyebabkan terjadinya mata cepat lelah sebab mata dipaksa untuk terus bekerja fokus menatap layer smartphone dan kurang berkedip. Hal tersebut menyebabkan juling pada mata anak. Mata juling normal pada anak usia 0-6 bulan, setelah bertambahnya umur seharusnya mata anak sudah normal.

Baca Juga :

Gadget Mempengaruhi Motorik Anak

Kalau anak zaman dahulu sebelum adanya smartphone sering sekali main keluar rumah, bahkan hingga orang tua kerepotan menyuruhnya pulang karena terlalu asik main hingga larut. Anak zaman sekarang sudah sangat berbeda, ketika sudah diberikan gadget ia akan fokus hanya bermain gadget saja tanpa memperdulikan siapapun, dan justru anak tidak mempunyai aktivitas fisik.

Seperti yang dikutip dari WHO (World Health Organization).
Direkomendasikan untuk anak terutama anak dibawah umur untuk melakukan aktivitas fisik minimal hingga mencapai akumulasi 60 menit setiap harinya, berupa aktivitas sedang hingga aktivitas yang berat.
Contoh aktivitas fisik yang bisa dilakukan anak diantaranya:
1. Berlari
2. Bernyanyi
3. Mencoret-coret
4. Menari dan sebagainya

Namun tak sedikit orang tua yang berpikiran bahwa memberikan gadget atau video game untuk anak adalah hal yang terbaik dan bisa melatih kemandirian anak. Nyatanya video game tidak memberikan anak kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik dan justru tidak menambah kreativitas anak.

Gadget Dapat Mempengaruhi Kemampuan Bicara Pada Anak

Bahaya gadget untuk anak juga bisa mempengaruhi kemampuan membaca anak. Smartphone bisa mempengaruhi kemampuan bicara anak? Yap, Anda tidak salah lihat. Penggunaan smartphone/gadget, bermain video game atau menonton tv terlalu sering dengan jangka waktu yang lama ternyata dapat mempengaruhi anak dalam kemampuan menyerap kosa kata. Bahkan penelitian mencatat sebanyak 500-1000 kata bisa saja tidak mampu di serap oleh anak karena anak terlalu fokus dengan gadget nya.

Menjadikan Anak Yang Emosional

Anak jadi sulit mengontrol emosinya sendiri, terutama ketika orang tua membatasi penggunaan gadget pada anak, justru anak marah, menangis atau bahkan hingga menendang orang tuanya. Ketergantungan pada gadget juga menjadikan anak yang apatis.

Contohnya ketika ada yang mengajak bermain dia selalu menolak karena sudah asik sendiri, atau ketika ketika bangun tidur yang anak cari bukanlah orang tuanya melainkan gadget miliknya.
“Handphone aku mana, ma? Mana Tab aku?”

Anak yang sudah ketergantungan dan tidak bisa lepas dari gadgetnya akhirnya akan sulit dikendalikan dan diatur.

Artikel Terkait :  Makanan Yang Bisa Merusak Otak Juga Menurunkan Daya Ingat dan Kecerdasan Si Anak

Mempengaruhi Adaptasi Dan Perilaku Sosial

Terlalu sering bermain gadget berpengaruh terhadap adaptasi dan perilaku sosial. Menjadikan anak generasi yang cuek dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
Contohnya mungkin ketika ada orang sedang mengalami kesulitan seperti terjatuh dari sepeda, anak justru hanya melihatnya saja tanpa ada rasa ingin menolong dan justru kembali fokus menatap ke gadgetnya.

Gadget juga bisa menjadi suatu yang baik, sebab dengan adanya gadget komunikasi akan lebih mudah dan mendekatkan yang jauh, tapi dia juga bisa menjauhkan yang dekat, contohnya ketika keluarga makan di meja makan ayah dan bundanya sibuk memegang smartphone ketika menunggu makanan, si anak pun pegang smartphone dan malah bermain game. Akhirnya disatu tempat yang seharusnya saling berinteraksi dan bercengkrama justru cuek karena sibuk dengan gadget nya masing-masing, seolah-olah sudah mempunyai dunia sendiri didalam smartphone masing-masing.

Waktu Ideal Yang Dibutuhkan Ketika Bermain Gadget?

Menurut AAP atau American Association of Pedriatics, sebenarnya gadget atau screen-time tidak boleh dikenalkan pada anak dibawah usia 2 tahun.

Namun sepertinya untuk menerapkan hal tersebut di zaman digital seperti ini adalah hal yang sulit, namun orang tua harus tetap berusaha mengontrol hal tersebut. Pada anak usia 2 hingga 5 tahun, memberikan gadget adalah hal yang di perbolehkan namun harus dibatasi untuk tontonan khusus anak dibawah usia 5 tahun dan berikan waktu maksimal 1 jam sehari untuk anak menatap gadget atau menonton televisi. Dan juga harus diberikan tontonan yang meng-edukasi dan merangsang motorik anak.

Pada anak usia 5 hingga 12 tahun boleh di berikan gadget 1-2 jam maksimal setiap hari. Pada usia ini mungkin orang tua harus lebih banyak lagi memberikan tontonan edukasi seperti Discovery Channel, National Geographic atau kalau video yang ada di Indonesia orang tua bisa memberikan tontonan seperti Unyil, mainan tradisional.

Atau bisa kenalkan tempat wisata yang ada di Indonesia seperti Labuan Bajo, Pulau Komodo, Danau Toba, Borobudur dan tontonan semacam itu, dan tentunya tontonan yang tidak mengandung unsur pornografi atau kekerasan.

Solusi Untuk Orang Tua Generasi Milenial

Lalu, apa solusi untuk para orang tua generasi milenial agar dapat mencapai tumbuh kembang generasi alpha yang maksimal pada anak? Berikut ini solusi yang bisa orang tua terapkan untuk anak.

1. Menjadi Contoh Yang Baik
Be a good example, jadilah contoh yang baik bagi anak. Nyatanya kebanyakan anak akan menirukan perilaku dan perbuatan orang tua nya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua sebaiknya membatasi pekerjaan yang menggunakan gadget di depan anak, lakukanlah dimana anak tidak melihat orang tua bermain gadget. Ketika sedang bersama anak sebaiknya lakukan interaksi pada anak, hal tersebut akan membuat anak merasakan keberadaan orang tua yang tidak cuek pada anak. Hal tersebut juga dapat melatih kemampuan beradaptasi dan perilaku sosial pada anak.

Artikel Terkait :  Apakah Anak Usia Dini Boleh Belajar Calistung? Yuk Ketahui Dulu Konsepnya

2. Orang Tua Harus Tegas Pada Anak
Sebisa mungkin orang tua harus berlaku tegas agar anak menjadi lebih disiplin. Jangan biasakan menyogok anak dengan gadget, misalnya ketika anak tidak mau makan dan harus diberikan gadget terlebih dahulu baru anak mau makan. Orang tua mungkin berfikir lebih baik memberikan anak gadget daripada anak menangis, hal tersebut tentu tidak dapat dibenarkan. Orang tua harus memiliki komitmen dan mengajarkan anak arti kedisiplinan. Kalau memang tidak boleh ya tidak boleh jangan malah tetap dituruti karena orang tua takut anak menangis.

3. Ajak Anak Bermain
Untuk mencegah bahaya gadget untuk anak, sebaiknya orang tua memberikan aktivitas fisik lebih baik ketimbang Anda memberikan sebuah gadget untuk anak. Berikan anak aktivitas fisik seperti main di outdoor untuk anak mengenal lingkungan, berikan anak mainan yang edukatif. Aktivitas fisik akan secara langsung melatih kemampuan motorik, tentunya hal ini sangat baik bagi anak khususnya pada masa tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun.

Sebagai orang tua harus memberikan yang terbaik untuk anaknya. Waktu merupakan hal yang paling mahal dan dan sangat berharga untuk tumbuh kembang anak. Gadget, smartphone atau gawai bisa dibeli namun waktu tidak. Bagilah waktu anda walau hanya sedikit untuk anak.

Untuk anak bayi dan batita usia 0-3 tahun orang tua bisa membantu merangsang pendengarannya dengan mengajak bicara, atau berikan mainan yang dapat mengeluarkan suara untuk melatih indra pendengarannya. Orang tua juga bisa membacakan cerita saat anak ingin tidur, bisa juga dengan mengenalkan suara-suara binatang.

Bila anak sudah mampu memegang benda, berikan anak permainan menyusun balok hal tersebut melatih motorik dan berbagai macam inderanya. Berikan permainan yang membiarkan anak bisa mencoret-coret seperti kertas dan pensil, meskipun anak belum bisa menulis biarkanlah ia mencore-coret dengan imajinasinya sendiri, lambat laun itu akan membantu ia menulis dengan lebih baik lagi.

Pada intinya kenalkan anak Anda aktivitas fisik ketimbang hanya diberikan gadget saja. Karena pada usia keemasan anak seharusnya mereka mengeksplor alam dunia luar untuk melihat dunia dengan kacamata yang berbeda dan bukan hanya di dalam rumah bermain gadget. Semoga artikel kali ini membantu ya bagi para orang tua untuk mendidik anaknya lebih baik lagi.

Daftar Isi

Beri Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Sekarang!
1
Scan the code
Halo, terima kasih telah mengunjungi website Creya Edu. Ada yang bisa kami bantu? ☺️